Sabtu, 30 Januari 2010

Ada apa dengan hidup di dunia.....


Berikut ini sebuah cuplikan fragmen indah yang terjadi antara filosof besar Islam Al-Ghozali dengan murid-muridnya tentang sebuah Filosofi Hidup”, mudah-mudahan kita juga mempunyai pandangan yang sama dengan beliau, Insya Allah.
Suatu hari, Imam Al-Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Imam Al-Ghozali  bertanya....
Pertama, "Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?". Murid- muridnya menjawab "Orang tua, guru, kawan ,dan sahabatnya".  Imam Ghozali menjelaskan semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling  dekat dengan kita adalah "mati". Sebab, sesuai dengan janji Allah SWT bahwa  setiap yang bernyawa pasti akan mati.(Ali Imran : 185)
Kedua."Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?". Murid-muridnya menjawab  "Negara Cina, bulan, matahari dan bintang-bintang". Lalu Imam Ghozali  menjelaskan bahwa semua jawaban yang mereka berikan itu adalah benar. Tapi  yang paling benar adalah "masa lalu". Walau dengan cara apa sekalipun kita  tidak dapat kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari  ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan  ajaran Agama.
Ketiga. "Apa yang paling besar di dunia  ini?". Murid-muridnya menjawab "Gunung, bumi dan matahari". semua jawaban  itu benar, kata Imam Ghozali. Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia  ini adalah "nafs" (Al-A'raaf :179). Maka kita harus berhati-hati dengan  nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.
Keempat. "Apa yang paling berat di dunia ini?". Ada yang  menjawab "besi dan gajah" Semua jawaban adalah benar, kata Imam Ghozali, tapi yang paling berat adalah "memegang amanah" (Al-Ahzab:72) Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu  ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi kalifah (pemimpin) di  dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya  menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak dari manusia masuk ke  neraka karena ia tidak dapat memegang amanahnya.
Kelima. "Apa yang  paling ringan di dunia ini?" Ada yang menjawab "Kapas, angin, debu dan  daun-daunan". Semua itu benar, kata Imam Ghozali, tapi yang paling  ringan di dunia ini adalah “meninggalkan sholat”. Gara-gara  pekerjaan, kita meninggalkan sholat; gara-gara  bermasyarakat, kita meninggalkan sholat.
Keenam. "Apakah  yang paling tajam di dunia ini?". Murid-muridnya menjawab  dengan serentak, "pedang". Benar, kata Imam Ghozali, tapi yang paling tajam  adalah "lidah manusia" Karena melalui lidah, Manusia selalunya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.

http://diaz2000.multiply.com

Kamis, 07 Januari 2010

Nikah, Bikin Hidup Lebih Hidup

Untuk menyemarakkan kehidupan alam semesta, Allah Azza wa Jalla menetapkan pernikahan sebagai sunnah ilahiah dan tanda-tanda kekuasaan-Nya. Dengan menikah, hidup terasa lebih hidup lagi. Allah SWT berfirman:
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir (Qs Ar-Rum 21).
Oleh karena itu, menikah merupakan keharusan bagi setiap Muslim yang sudah memiliki kemampuan menikah agar tidak terjerumus ke dalam perbuatan dosa. Siapa saja yang memiliki bekal untuk menikah, segeralah menikah. Jangan ditunda, supaya selamat dari godaan dosa dan maksiat. Rasulullah bersabda:
“Wahai para pemuda! Barangsiapa yang ;mampu di antara kalian untuk menikah, maka menikahlah. Karena menikah itu lebih menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Jika tidak mampu menikah, hendaklah ia berpuasa karena puasa itu merupakan benteng peredam nafsu baginya” (hadits shahih, riwayat Al-Jama’ah).
Menikahlah dengan motivasi untuk memelihara kehormatan, supaya dalam hidup kita senantiasa penuh dengan pertolongan Allah. Dengan menikah, hidup terasa lebih hidup...
Jangan biarkan setan menghembuskan keragu-raguan ke dalam relung hati untuk memorakporandakan kemampuan menikah. Karena kondisi zaman semakin lama semakin rusak, godaan syahwat makin hebat dan peluang zina makin terbuka lebar di mana-mana.
Menikahlah dengan motivasi untuk memelihara kehormatan, supaya dalam hidup kita senantiasa penuh dengan pertolongan Allah Azza wa Jalla. Rasulullah SAW bersabda:
“Ada tiga golongan yang telah menjadi ketetapan Allah untuk menolong mereka, yaitu: (pertama) budak yang tengah mengangsur pembayaran untuk memerdekakan dirinya, (kedua) seseorang yang menikah demi memelihara kehormatan dirinya, (ketiga) mujahid fi sabilillah” (hadits shahih dari Abu Hurairah RA, diriwayatkan oleh An-Nasa’i, Tirmidzi, Ibu Majah, Ahmad, Ibnu Khuzaimah, dan Ibnu Hibban).
Shalat Istikharah
Jika telah bertekad bulat untuk menikah, maka hendaklah melakukan shalat istikharah, agar Allah memberikan petunjuk dan pilihan yang terbaik. Sebaiknya, shalat istikharah dilakukan pada bagian akhir malam, karena pada saat itulah doa mustajab, kondisi jiwa dalam keadaan bersih dan jauh dari hal-hal yang mengganggu shalat.
Dalam kitab Al-Adzkar, Imam An-Nawawi berkata bahwa pada rekaat pertama membaca surat Al-Fatihah dan surat Al-Kafirun, sedangkan pada rekaat kedua membaca surat Al-Fatihah dan surat Al-Ikhlas. Namun jika berhalangan untuk melakukan shalat dua rekaat, cukup membaca doa istrikharah.
Kemudian, tidak ada salahnya jika bermusyawarah dengan sesama mukmin secara hati-hati dalam menetapkan keputusan:
“…dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya (Qs Ali Imran 159). 


[a. azka izzatillah/voa-islam.com]

Minggu, 03 Januari 2010

Filosofi jawa



Sebagai seorang jawa, saya sangat terobsesi  dengan filosofi-filosofi kuno orang jawa yang kalau dipikir. dicermati dan dicerna sungguh luar biasa maknanya.

Berikut ini ada sepuluh filosofi hidup orang jawa, yang paling saya sukai. Memang saya belum sampai pada taraf dapat melaksanakannya, tapi setidaknya ini dapat menjadi salah satu filosofi tujuan hidup yang sangat baik.

Andaikan 10% saja orang indonesia menganut dan MELAKSANAKAN kaidah-kaidah hidup ini dengan benar, kayanya Indonesia bener-bener bisa menjadi negara yang aman tentram, gemah ripah loh jinawi lir ing sambikolo

10 Filosofi Hidup orang Jawa (dari berbagai sumber)
  • Urip Iku Urup (Hidup itu Nyala, Hidup itu hendaknya memberi manfaat nagi orang lain disekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik, tapi sekecil apapun manfaat yang dapat kita berikan, jangan sampai kita menjadi orang yang meresahkan masyarakat).
  • Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara (Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak).
  • Sura Dira Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti (segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar)
  • Ngluruk Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake, Sekti Tanpa Aji-Aji, Sugih Tanpa Bandha (Berjuang tanpa perlu membawa massa; Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan; Berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan, kekuatan; kekayaan atau keturunan; Kaya tanpa didasari kebendaan)
  • Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan (Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri; Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu).
  • Aja Gumunan, Aja Getunan, Aja Kagetan, Aja Aleman (Jangan mudah terheran-heran; Jangan mudah menyesal; Jangan mudah terkejut-kejut; Jangan mudah kolokan atau manja).
  • Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman (Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi).
  • Aja Kuminter Mundak Keblinger, Aja Cidra Mundak Cilaka (Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah;Jjangan suka berbuat curang agar tidak celaka).
  • Aja Milik Barang Kang Melok, Aja Mangro Mundak Kendo (Jangan tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah, cantik, indah; Jangan berfikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor semangat).
  • Aja Adigang, Adigung, Adiguna (Jangan sok kuasa, sok besar, sok sakti).

Mugi saged ndadoske pepenget dumatheng kulo panjenengan sami, mugi paring manfaat...
mbok bilih wonten seratan inkang kelintu monggo sami dipun wedari.. lan dipun leresaken

nuwun ... nuwun..