Mari ber-ZAKAT….
Zakat yang seharusnya merupakan kekuatan dahsyat bagi umat islam untuk menuju kesejahteraan umat dan pengembangan dakwah justru malah sebaliknya, menjadi harta karun yang terpendam dalam dalam di dasar “Bumi”,… sehingga sangat sulit diangkat kepermukaan untuk mengatasi dan memberi jawaban apa yang di butuhkan umat.
Tidak mustahil bangsa ini akan jaya manakala penduduk negeri ini yang mayoritas muslim memiliki kesadaran ber-Zakat yang tinggi.
Dan tahukah anda jika gerakan berzakat di kelola dengan baik dan professional secara berjama’ah maka “ gemah ripah loh jinawi “ itu akan segera terwujud sehingga mampu menjadi “ baldatun toyibatun warobun ghofur “….
Gerakan ber-Zakat di pelopori oleh Khalifah Abu Bakar r.a menegaskan :
“ barang siapa yang berani memisahkan antara Shalat dan Zakat “qitalul mrtadin” kita perangi orang-orang yang murtad ( para pembangkang Zakat )
Ada slogan yang mengatakan : “ jadikan hidup lebih hebat dengan kesadaran ber-ZAKAT dan peningkatan kualitas amal ibadah melalui langkah berbagi dan peduli …”
SEBAGIAN HARTA BUKAN MILIK KITA…
Sucikan dan selamatkan harta maupun diri anda dengan ber –ZAKAT , semua harta yang kita miliki dan jelas milik kita sendiri , sesungguhnya ada yang haram apa bila kita makan semuanya , harus ada yang kita keluarkan sebagian kepentingan dhu’afa dan sabilillah.
Banyak umat islam termasuk kita semua tidak menyadari bahwa harta yang dimiliki akan menjadi bara api di akherat kelak. Zakat itu membersihkan diri dari kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan kepada harta benda. Zakat itu menyuburkan sifat kebaikan dalam hati.
“ pada hari dipanaskan emas dan perak itu dalam neraka jahanam, lalu di bakarkan dengannya dahi,lambung dan punggung mereka, lalu dikatakan kepada mereka inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri , maka rasakanlah sekarang akibat dari apa yang kamu simpan-simpan itu..” (QS At-taubah: 35)
Banyak sekali orang yang bercita-cita beribadah Haji dengan hartanya , tapi sedikit orang yang bercita-cita ingin ber-ZAKAT…..
Marilah kita senantiasa mengingat bahwasanya didalam harta yang kita miliki ada sebagian hak orang lain maka SUCIKANLAH……
Zakat dalam bahasa Arab mempunyai beberapa makna :
Pertama, zakat bermakna At-Thohuru, yang artinya membersihkan atau mensucikan. Makna ini menegaskan bahwa orang yang selalu menunaikan zakat karena Allah dan bukan karena ingin dipuji manusia, Allah akan membersihkan dan mensucikan baik hartanya maupun jiwanya. Allah SWT berfirman dalam surat At-Taubah ayat 103:
"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendo'alah untuk mereka. Sesungguhnya do'a kamu itu ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Kedua, zakat bermakna Al-Barakatu, yang artinya berkah. Makna ini menegaskan bahwa orang yang selalu membayar zakat, hartanya akan selalu dilimpahkan keberkahan oleh Allah SWT, kemudian keberkahan harta ini akan berdampak kepada keberkahan hidup. Keberkahan ini lahir karena harta yang kita gunakan adalah harta yang suci dan bersih, sebab harta kita telah dibersihkan dari kotoran dengan menunaikan zakat yang hakekatnya zakat itu sendiri berfungsi untuk membersihkan dan mensucikan harta.
Ketiga, zakat bermakna An-Numuw, yang artinya tumbuh dan berkembang. Makna ini menegaskan bahwa orang yang selalu menunaikan zakat, hartanya (dengan izin Allah) akan selalu terus tumbuh dan berkembang. Hal ini disebabkan oleh kesucian dan keberkahan harta yang telah ditunaikan kewajiban zakatnya. Tentu kita tidak pernah mendengar orang yang selalu menunaikan zakat dengan ikhlas karena Allah, kemudian banyak mengalami masalah dalam harta dan usahanya, baik itu kebangkrutan, kehancuran, kerugian usaha, dan lain sebagainya. Tentu kita tidak pernah mendengar hal seperti itu, yang ada bahkan sebaliknya.
Keempat, zakat bermakna As-Sholahu, yang artinya beres atau keberesan, yaitu bahwa orang orang yang selalu menunaikan zakat, hartanya akan selalu beres dan jauh dari masalah. Orang yang dalam hartanya selalu ditimpa musibah atau masalah, misalnya kebangkrutan, kecurian, kerampokan, hilang, dan lain sebagainya boleh jadi karena mereka selalu melalaikan zakat yang merupakan kewajiban mereka dan hak fakir miskin beserta golongan lainnya yang telah Allah sebutkan dalam Al - Qur'an.
How to start raised bed gardening A Beginners Guide to Creating Your Own
Garden Oasis
-
How to start raised bed gardening takes center stage in this comprehensive
guide, offering valuable insights on planning, construction, soil
preparation, a...